Mahasiswa Koas FK Unud Tembus Jurnal Scopus Q1
Sebuah kabar membanggakan dari mahasiswa koas Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang telah mempublikasikan penelitiannya di jurnal internasional bereputasi. Bryan Gervais de Liyis, Anak Agung Istri Kosalya Arini, dan Chrysanta Paramitha Karuniamaya berhasil menembus jurnal terindeks Scopus Q1 Journal of Neurology (Impact Factor 6.0) dengan karyanya meta-analisisnya yang berjudulkan “Risk of Intracranial Hemorrhage in Brain Arteriovenous Malformations: A Systematic Review and Meta‑Analysis”. Adapun dosen pembimbing adalah dr. Nyoman Angga Krishna Pramana, Sp.N(K), FINR, FINA, Dr. dr. Kumara Tini, Sp.N(K), FINS, FINA, dan Dr. dr. I Putu Eka Widyadharma, M.Sc, Sp.N(K) dari Departement Neurologi, FK Universitas Udayana/ RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah serta Prof. Dr. dr. Ismail Setyopranoto, Sp.N (K) dari Departement Neurologi, FK-KMK Universitas Gadjah Mada/ RSUP Dr. Sardjito.
Karya mereka membahas seputar malformasi arteriovenosa otak (bAVM) yang merupakan kelainan struktural kongenital dengan ditandai oleh absennya jaringan pembuluh darah kapiler dalam jaringan kompleks arteri dan vena cerebral. Karya mereka bertujuan untuk melakukan analisis terkait hubungan antara berbagai fitur morfologis AVM, termasuk ukuran, volume, perdarahan sebelumnya, dan status hemodinamik, dengan risiko perdarahan di masa depan. Tim peneliti menemukan bahwa presentasi perdarahan awal, drainase vena, dan adanya aneurisma terkait meningkatkan risiko perdarahan sekunder. Sebaliknya, tingkat Spetzler–Martin yang lebih tinggi dan volume malformasi yang lebih besar mengurangi risiko. Subgrup menunjukkan bahwa drainase vena dalam pada pasien tanpa pengobatan sebelumnya, bAVM dengan ukuran tertentu, dan intervensi multimodal meningkatkan risiko. Hal yang berkebalikan ditemukan pada pasien yang awalnya tidak mengalami perdarahan. Analisis Kaplan–Meier mengungkapkan peningkatan risiko perdarahan untuk presentasi perdarahan awal, sementara survival kumulatif lebih tinggi pada pasien yang diintervensi. Temuan ini memberikan wawasan penting bagi penanganan dan manajemen bAVMs, menyoroti perlunya evaluasi cermat terhadap karakteristik individual pasien untuk mengantisipasi dan mencegah risiko perdarahan intrakranial.
Kesuksesan ini mencerminkan komitmen yang luar biasa dari para ahli neurologi, serta mengukuhkan reputasi Universitas Udayana sebagai lembaga akademis yang mempromosikan penelitian dan inovasi dalam dunia kedokteran. Kontribusi ini memiliki dampak signifikan dalam peningkatan pemahaman dan penanganan penyakit neurovaskular di seluruh dunia, serta menggambarkan komitmen Indonesia dalam memajukan ilmu pengetahuan medis di tingkat global. Prestasi tim peneliti tidak hanya menjadi kebanggaan bagi mereka yang terlibat, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam penelitian neurovaskular di arena internasional.
Artikel dapat diakses di tautan berikut https://doi.org/10.1007/s00415-024-12235-1
UNIVERSITAS UDAYANA