Suplementasi L-Asam Askorbat Tingkatkan Potensi Terapi Regeneratif untuk Atasi Penuaan Kulit
Suplementasi L-Asam Askorbat Tingkatkan Potensi Terapi Regeneratif untuk Atasi Penuaan Kulit
Bertempat di ruang Aula Pascasarjana, Lt. III Gedung Pascasarjana Universitas Udayana, Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana menyelenggarakan ujian terbuka Promosi Doktor Berbasis Riset (Penelitian) dengan kandidat promovenda, dr. Komang Ardi Wahyuningsih, M.Biomed., dengan judul disertasi " Optimasi Sekretom Sel Punca Mesenkimal Jaringan Lemak Yang Disuplementasi L-Asam Askorbat: Evaluasi Efek Anti Penuaan Pada Kulit Tikus Model Penuaan Yang Diinduksi
D-Galaktosa". (12/8/2025)
Kulit, sebagai lapisan terluar tubuh, senantiasa terpapar faktor ekstrinsik maupun intrinsik. Faktor-faktor ini mencakup pengaruh genetik dan metabolik yang berkontribusi terhadap penipisan kulit, menjadi lebih kering, lebih berkerut, disertai dengan atrofi dermis. Kedokteran Anti-Penuaan (Anti-Aging Medicine/AAM) merupakan disiplin ilmu baru dalam ilmu kedokteran yang mempelajari proses penuaan, termasuk penuaan kulit, yang umumnya dimulai secara bertahap sekitar usia 25 tahun. L-asam askorbat (LAA), yang diakui sebagai agen anti-penuaan yang menjanjikan, digunakan dalam penelitian ini.
Metode yang digunakan merupakan studi in-vitro dan in-vivo. Pada studi in-vitro dilakukan pengujian dosis terbaik LAA pada kultur Adipose Tissue Mesenchymal Stem Cell (AT-MSC), sehingga dapat memicu proliferasi, mencegah senesens, dan meningkatkan sekresi faktor pertumbuhan dan sitokin yang berperan dalam penuaan kulit. Penelitian in-vitro tersebut dilanjutkan setelah didapatkan dua dosis LAA yang optimal dalam meningkatkan proliferasi dan mencegah senesens ATM-MSC tanpa mengubah karakteristik sel tersebut. Setelah didapatkan dua dosis yang optimal, yaitu 100 dan 200 µg/mL maka pengujian dilanjutkan untuk membandingkan kedua dosis tersebut terhadap proliferasi, viabilitas, morfologi, karakteristik, dan sekresi IGF-1, TGF-ß, dan IL-6.
Penelitian in-vitro mendapatkan bahwa dosis suplementasi LAA yang terbaik untuk mendapatkan sekretom asal AT-MSC yang terbaik untuk pengujian in-vivo dalam mengatasi penuaan kulit pada model tikus yang diinduksi dengan D-galaktosa, berdasarkan kemampuannya meningkatkan proliferasi, mempertahankan viabilitas, morfologi, karakteristik, dan sekresi IGF-1, TGF-ß, dan IL-6 dari AT-MSC adalah pada dosis 100 µg/mL.
Studi in-vivo dilakukan pada model hewan tikus Spraque Dawley yang diinduksi penuaannya dengan d-galactosa yang diinjeksikan secara subkutan selama 8 minggu dengan dosis 1000 mg/kgBB (15%). Tikus tersebut dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan, yaitu kelompok kontrol non-aging, kontrol aging, aging yang diberi perlakuan sekretom AT-MSC, aging yang diberi perlakuan sekretom AT-MSC yang disuplementasi LAA 100 µg/mL, dan aging yang diberi perlakuan sekretom AT-MSC yang dikombinasi dengan LAA 20%. Pelakuan berupa injeksi secara subkutan yang diberikan satu minggu sekali selama 4 minggu.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada ketebalan epidermis pada semua kelompok yang diberi perlakuan sekretom AT-MSC jika dibandingkan dengan kelompok kontrol dan tidak berbeda bermakna antar kelompok perlakuan. Walaupun terjadi peningkatan epidermis pada kelompok perlakuan, peningkatan ini tidak terjadi pada lapisan dermis. Ketebalan dermis, total kolagen, dan jumlah papila dermis menunjukkan hasil yang tidak signifikan dibandingkan dengan kelompok tanpa perlakuan.
Pada penelitian ini juga mengidentifikasi kandungan Collagen type-1 (Col-1), SOD, dan IL-6 pada jaringan kulit tikus. Kelompok yang menerima kombinasi LAA dan sekretom menunjukkan konsentrasi SOD tertinggi, sementara produksi IL-6 pada sekretom yang disuplementasi LAA juga merupakan yang tertinggi dibandingkan kelompok lainnya. Kolagen tipe-1 pada kelompok perlakuan aging lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok non-aging, namun lebih rendah jika dibandingkan dengan kelompok kontrol aging. Hal ini dimungkinkan terjadi karena induksi aging dihentikan ketika injeksi perlakuan dimulai, sehingga pada kelompok kontrol aging telah terjadi proses regenerasi spontan. Namun perlu dilakukan diidentifikasi lebih lanjut pada penelitian selanjutnya jenis dan struktur kolagen yang dihasilkan pada kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pada kelompok kontrol diharapkan memiliki jenis kolagen yang lebih baik dengan struktur yang lebih terorganisir.
Sebagai kesimpulan, sekretom yang berasal dari AT-MSC yang di suplementasi LAA dengan dosis 100 µg/mL menunjukkan potensi sebagai kandidat terapi dalam pengobatan regeneratif, khususnya untuk mengatasi penuaan kulit. Untuk mencapai hasil yang optimal, diperlukan periode perlakuan yang lebih panjang pada model penuaan yang digunakan.
Dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Perencanaan FK Unud, Prof. Dr. dr. I Gede Eka Wiratnaya, S.Sp.OT(K), yang dalam kesempatan ini Prof Eka menyampaikan apresiasi dan ucapan selamat atas keberhasilan dr. Komang Ardi Wahyuningsih, M.Biomed., yang telah menyelesaikan pendidikan doktor serta berharap agar hasil penelitian ini tidak hanya sampai disini saja dan kedepannya dapat berkembang sampai menghasilkan produk yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Ujian ini dipimpin oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Perencanaan, Prof. Dr. dr. I Gede Eka Wiratnaya, Sp. OT(K) ., dengan tim penguji :
1. Prof. Dr. dr. I Gede Eka Wiratnaya, Sp.OT(K) (Promotor)
2. Prof. Dr. dr. I Wayan Weta, MS., Sp.GK (Kopromotor I)
3. Prof. Dr. dr. I Gde Raka Widiana, Sp.PD-KGH (Kopromotor II)
Undangan akademik :
1. Prof. Dr. dr. I Wayan Putu Sutirta Yasa, M.Si
2. Dr. dr. Ida Ayu Ika Wahyuniari, M.Kes
3. Dr. dr. I Made Muliarta, S.Ked., M.Kes
4. Dr. dr. Veronika Maria Sidharta, M.Biomed
Pada ujian kali ini, Dr. dr. Komang Ardi Wahyuningsih, M.Biomed., dinyatakan lulus sebagai Doktor Lulusan ke-470 Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dengan predikat Cumlaude.
UNIVERSITAS UDAYANA